Kamis, 25 November 2010

Peranan Memori dan Belajar Dalam Komunikasi


A. Pengertian Memori

Dalam komunikasi intrapersonal, memori memegang peranan penting dalam mempengaruhi, baik persepsi maupun berpikir. Menurut Schlessinger dan Groves Memori adalah sistem yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya. Setiap saat stimuli mengenai indera kita, setiap saat pula stimuli itu direkam secara sadar atau tidak sadar.[1]

Secara singkat, memori melewati tiga proses : perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan. Perekaman (disebut encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkit saraf internal. Penyimpanan (storage), proses yang kedua, adalah menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita, dalam bentuk apa, dan di mana. penyimpanan bisa aktif dan pasif. Kita menyimpan secara aktif, bila kita menambahkan informasi tambahan. Kita mengisi informasi yang tidak lengkap dengan kesimpulan kita sendiri. Mungkin secara pasif terjadi tanpa penambahan. Pemanggilan (retrieval), dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi, adalah menggunakan informasi yang disimpan.

B. Jenis-jenis Memori

Kita tidak menyadari pekerjaan memori pada dua tahap yang pertama. Kita hanya mengetahui memori pada tahap ketiga : pemanggilan kembali. Pemanggilan dapat diketahui dengan empat cara :

1. Pengingatan (recall). Pengingatan adalah proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan informasi secara verbatim ( kata demi kata), tanpa petunjuk yang jelas.

2. Pengenalan (Recognition). Agak sukar untuk mengingat kembali sejumlah fakta, lebih mudah mengenalnya kembali.

3. Belajar lagi (Relearninng). Menguasai kembali pelajaran yang sudah pernah kita peroleh termasuk pekerjaan memori.

4. Redintegrasi (Redintegration). Redintegrasi adalah merekonstruksi seluruh masa lalu dari satu petunjuk memori kecil.

C. Mekanisme Memori

Sudah lama orang ingin mengetahui bagaimana cara kerja memori. Secara praktis, orang ingin mencari cara-cara untuk mengefektifkan pekerjaan memori. Bukankah bila memori kita handal, kita dapat menggunakannya sebagai arsip yang murah, praktis, eisien, dan portabel? Tetapi memori kita sering tidak berfungsi, kita sering lupa. Untuk mengetahui pekerjaan memori, kita harus menjawab mengapa orang lupa. Jawabannya menjelaskan mengapa orang ingat. Ada tiga teori yang menjelaskan memori : teori aus, teori interfensi, dan teori pengolahan informasi.

1. Teori Aus ( Disuse Theory)

Menurut teori ini, memori hilang atau memudar karena waktu. Seperti otot, memori kita baru kuat, bila dilatih terus-menerus.

2. Teori Interfensi ( Interference Theory)

Menurut teori ini, memori merupakan meja lilin atau kanvas. Pengalaman adalah lukisan pada meja lilin atau kanvas itu. Katakanlah, pada kanvas itu sudah terlukis hukum relativitas. Segera setelah itu, anda mencoba merekam hukum medan gabungan. Yang kedua akan menyebabkan terhapusnya rekaman yang pertama atau mengaburkannya. Ini disebut interfensi. Misalkan, anda menghafal halaman pertama dalam kamus Inggris-Indonesia. Anda berhasil. Teruskan ke halaman dua. Berhasil juga, tetapi yang diingat pada halaman pertama berkurang. Ini disebut inhibasi retroaktif ( hambatan ke belakang). Beberapa eksperim en menunjukkan bahwa pelajaran yang di hafal sebelum tidur lebih awet dalam ingatan daripada pelajaran yang dihafal sebelum kegiatan-kegiatan lain. Mengapa? Karena dalam tidur tidak terjadi inhibasi retroaktif. Hambatan lainnya adalah hambatan motivasional, walaupun tidak tepat masuk teori interfensi. Psikologi klinik membbuktikan bahwa peristiwa-peristiwa yang “melukai” hati kita cenderung dilupakan. Freud mengasali lupa pada proses represi yang berkaitan dengan cemas atau ketakutan. Amnesia, lupa sebagian atau seluruh memori bisa terjadi karena gangguan fisik atau psikologi, karena kerusakan otak atau neurosis. Sebaliknya, sesuatu yang penting menurut kita, yang menarik perhatian kita, yang memenuhi kebutuhan kita, akan mudah kita ingat. Sekali lagi, ini pengaruh faktor personal dalam memori.

3. Teori Pengolahan Informasi (Information Processing Theory)

Secara singkat, teori ini menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pada sensory storage (gudang inderawi), kemudian masuk short-term memory (STM, memori jangka pendek), lalu dilupakan atau dikoding untuk dimasukkan ke dalam long-term memory (LTM, memori jangka panjang), otak manusia dianalogikan sebagai computer.

Sensory Storage lebih merupakan proses perceptual daripada memori. Ada dua macam memori : memori ikonis untuk materi yang kita peroleh secara visual, dan memori ekosis untuk memori yang masuk secara auditif (melalui pendengaran). Penyimpanan di sini berlangsung cepat, hanya berlangsung sepersepuluh sampai seperm ;pat detik. Sensory Storagelah yang menyebabkan kita melihat rangkaian gambar seperti bergerak, ketika kita menonton film.

D. Penyakit Lupa

Seseorang mengalami lupa jika informasi yang masuk tidak mendapat perlakuan sebagaimana mestinya. Lupa dapat merupakan proses yang masih normal (fisiologis), tapi dapat pula menjadi proses yang abnormal (patologis). Ada beberapa macam bentuk lupa, yakni mudah lupa (forgetfulness), amnesia, dan demensia. Mudah lupa terjadi bilamana informasi yang diterima berhasil melalui proses normal dan akhirnya tersimpan di dalam memori jangka panjang.

Mudah lupa dapat terkait dengan penambahan usia yang sering dihubungkan dengan inefisiensi proses memori, seperti proses berpikir menjadi lamban, kurang menggunakan strategi memori yang baik, kesulitan memusatkan perhatian dan mengabaikan distraktor, membutuhkan waktu lebih lama untuk mempelajari sesuatu yang baru, dan lebih banyak dibutuhkan isyarat untuk mengingat kembali informasi yang telah tersimpan. Mudah lupa akan semakin berat jika menyerang manula dan disebut sebagai age-associated memory impairment (AAMI).

Pada amnesia, informasi hanya sampai di memori jangka pendek. Dengan kata lain, terjadi kegagalan atau kesulitan belajar yang berarti sudah bersifat patologis. Namun, perhatian terhadap informasi yang masuk, mengingat kembali informasi yang sudah lama, fungsi kognisi, bahasa, dan kepribadian masih berjalan dengan normal. Hanya proses penerusan informasi dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang yang gagal sehingga informasi baru tersebut tidak dapat diingat kembali. Sedangkan demensia gangguan yang paling berat. Informasi sama sekali tidak dapat masuk dalam proses memori. Bisa disebabkan oleh berbagai kelainan di otak seperti: gangguan vaskuler (stroke) dan degeneratif (sindrom Alzheimer).

Sama seperti komputer di meja Anda, otak dipersenjatai dengan dua memori dasar: memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Memori jangka pendek bisa dianalogikan dengan RAM (Random-Access Memory). Informasi yang diterima oleh panca indera menunggu dengan singkat di memori kerja ini, semacam play group mental yang kemudian menguapkannya dengan segera. Informasi baru tersimpan setelah terjadi proses perubahan kimia dan listrik pada sel-sel saraf atau neuron. Memori jangka pendek memungkinkan Anda untuk membuat hitungan sederhana di kepala atau mengingat nomor telepon cukup lama, meski begitu selesai menelepon Anda mungkin sudah lupa.

Sedangkan memori jangka panjang bertindak sebagai hard drive, secara fisik menyimpan pengalaman yang telah lewat di daerah otak yang disebut cerebral cortex (kulit luar otak). Cortex merupakan rumah bagi belukar 100 miliar neuron yang tampangnya mirip tumbuhan merambat. Komunikasi antarsel terjadi lewat pancaran impuls-impuls kimia dan listrik. Setiap kita merasakan sesuatu – pandangan, suara, ide – impuls unik dari sebagian sel-sel saraf tersebut langsung aktif. Ada yang lalu tidak kembali ke bentuk asalnya, karena mereka memperkuat koneksi satu dengan lainnya.

Menurut Dr. Murray Grossman (45), ahli saraf dari Pusat Medis Universitas Pennsylvania, AS, bila ditelusuri lebih teliti berdasarkan jangka waktu keawetannya, ada lima jenis memori. Masing-masing: Semantik, Implisit, Remote, Working, dan Episodik. Semantik merupakan memori tentang makna simbol dan kata. Dengan memori ini kita bisa membedakan anjing dengan kucing.

Memori Implisit biasanya menyangkut kecakapan tertentu, seperti bersepeda, berenang. Memori Remote merupakan gudang data, umumnya melemah sejalan dengan bertambahnya usia. Sedangkan Memori Working adalah memori jangka pendek, yang kita andalkan saat melakukan kegiatan sehari-hari, seperti mengingat bagian kalimat pertama saat lawan bicara kita sedang mengucapkan bagian kalimat kedua, sehingga kita dapat memahami apa yang ia maksud.

Terakhir, Memori Episodik ialah memori yang menyangkut pengalaman yang belum lama terjadi. Apa nama film yang ditonton minggu lalu, apa nama restoran yang dipesan untuk berkencan Sabtu mendatang, di mana Anda letakkan kacamata barusan, dst. Memori Episodik juga mundur dengan bertambahnya usia.

E. Konsep Belajar Menurut Al-Qur’an

Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Belajar tidak hanya melibatkan penguasaan suatu kemampuan atau masalah akademik baru, tetapi juga perkembangan emosi, dan perkembangan kepribadian.

Kata belajar dalam pengertian kata sifat “mempelajari” berarti memperoleh pengetahuan melalui pengalaman dan mempersepsikan secara langsung dengan indera. Ada empat jenis belajar, yaitu : [2]

a. Habituasi. Yang dimaksud dengan habituasi adalah belajar untuk mengabaikan stimulus yang menjadi familiar dan tidak memiliki konsekuensi serius. Contohnya, mengabaikan bunyi detak jam baru.

b. Pengkondisian. Maksudnya adalah belajar melalui suatu peristiwa yang terjadi setelah peristiwa lain. Contohnya, bayi belajar melihat payudara ibunya, lalu menetek dan diikuti rasa susu ibu.

c. Pengkondisian operant. Maksudnya adalah bahwa orang belajar melalui suatu respond an akan diikuti oleh urutan tertentu. Contoh, anak kecil yang memukul saudaranya akan diikuti oleh larangan dari orang tuanya.

d. Belajar kompleks. Dalam belajar kompleks melibatkan sesuatu selain pembentukan asosiasi. Contohnya, menerapkan suatu strategi saat memecahkan masalah.

Allah membekali manusia dengan potensi fitrah untuk belajar dan mencari ilmu pengetahuan, kemahiran, serta pekerjaan yang dapat menambah potensinya dalam mengemban tanggung jawab di muka bumi.

1. Pembelajaran tentang bahasa

Kemampuan mempelajari bahasa merupakan nikmat istimewa yang diberikan Allah kepada manusia, sekaligus poin yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya, karena bahasa adalah media komunikasi dalam memahami sesuatu, yang dapat mengantarkannya meraih ilmu pengetahuan.

Ketika seorang anak mulai mempelajari bahasa sebagai alat berkomunikasi, ia akan mulai memahami berbagai hal dengan muah, sehingga kemampuan berpikirnya menjadi bertambah.

2. Metode pembelajaran dalam al-Qur’an

a. Metode tradisi

Pada fase awal kehidupan, manusia banyak belajar tentang perilaku dan kebiasaan melalui tradisi kedua orang tua dan saudara-saudaranya. Jika seorang manusia cenderung pada suatu tradisi dan banyak mempelajari perilaku dari kedua orang tuanya, maka teladan yang baik memiliki peranan besar dalam pendidikan dan pengajaran.

b. Metode pengalaman (praktis)

Seorang manusia pasti mengalami berbagai realita baru yang menuntut adanya solusi. Al-Qur’an dalam banyak hal ayat menganjurkan untuk melakukan perjalanan di muka bumi serta menganalisis dan berfikir tentang ayat-ayat Tuhan yang berkaitan dengan alam.

c. Metode pemikiran

Ketika seorang manusia sedang berfikir untuk menyelesaikan suatu masalah, sesungguhnya di alam batinnya muncul berbagai solusi, sehingga ia harus memilih solusi yang terbaik. Dengan berfikir, manusia belajar untuk menemukan solusi-solusi baru bagi permasalahannya. Ia menyingkap keterkaitan beberapa peristiwa lalu membuat landasan serta teori baru yang dapat menghasilkan solusi terbaik. Oleh karena itu, para ahli psikolog modern memandang proses berfikir sebagai proses pembelajaran tertinggi.

3. Prinsip-Prinsip Belajar dalam Al-Qur’an

Proses pembelajaran dapat terlaksana dan berhasil bila tersedia prinsip-prinsip dasar tertentu. Pentingnya prinsip-prinsip dasar yang digunakan oleh Al-Qur’an dalam mendidik jiwa kaum mukmin baru tersingkap, oleh para ahli, pada akhir abad ke-20. Kita akan mendeskripsikan prinsip-prinsip belajar dalam Al-Qur’an.[3]

a. Motivasi

Motivasi (factor pendorong) sangat dibutuhkan dalam proses belajar. Apabila motivasi untuk mendapatkan sesuatu sangat kuat dan kondisi yang ada sangat memungkinkan, maka seseorang pasti akan berusaha keras untuk mencapai tujuan tersebut. Berikut ini ada beberapa cara memotivasi belajar

1. Menstimuli motivasi dengan janji dan ancaman

2. Menstimuli motivasi dengan kisah-kisah

3. Menstimuli motivasi dengan peristiwa-peristiwa penting

b. Pengulangan

Pengulangan pemaparan pandangan atau pemikiran tertentu terhadap manusia biasanya dapat menanamkan pandangan dan pemikiran tersebut di dalam hati manusia.

c. Perhatian

Kisah-kisah merupakan salah satu media untuk membangkitkan perhatian pembaca terhadap nasihat, saran, dan dakwah yang terkandung di dalamnya. Unsur perhatian sangat penting dalam proses pembelajaran. Mendengarkan secara seksama mengindikasikan perhatian terhadap seseorang yang sedang berbicara, guna memahami isi penbicaraannya.

d. Berperan aktif

Mempelajari ketrampilan barang-barang yang bergerak telah menuntut seorang pendidik untuk mempraktekkan sendiri ketrampilan ini dan berlatih serius sampai ia memahaminya dengan baik. Praktek bukan hanya penting dalam mempelajari barang-barang yang bergerak, namun juga penting dalam mempelajari ilmu-ilmu yang bersifat teoritis. Dalam mempelajari perilaku yang baik, keutamaan-keutamaan, nilai-nilai, serta etika social, peran serta individu yang memiliki keinginan belajar dapat mempercepat proses pembelajaran dan penguasaan materi.

Beberapa eksperimen membuktikan bahwa individu-individu yang selalu membaca (melafalkan) sebagian huruf atau kata-kata percakapan lebih cepat menghafal daripada individu-individu yang hanya mendengarkan huruf-huruf dan kata-kata tersebut. Ini membuktikan tentang pentingnya peran aktif dalam proses belajar.

e. Alokasi Waktu

Beberapa eksperimen yang dilakukan oleh para ahli psikolog modern membuktikan bahwa alokasi waktu dalam belajar yang diselingi oleh waktu istirahat dapat membantu proses penerimaan materi dan penanamannya dalam ingatan.

Proses pembelajaran yang menggunakan metode alokasi waktu akan lebih baik daripada proses pembelajaran yang menggunakan metode terfokus (metode belajar yang tidak diselingi istirahat).

f. Bertahap dalam merubah perilaku

Melepaskan diri dari kebiasaan buruk yang telah mengakar bukanlah hal yang mudah, karena membutuhkan keinginan kuat, upaya yang serius, dan latihan yang lama. Metode yang terbaik untuk melepaskan diri ari ketakutan yaitu metode yang mendatangkan emosi yang berlawanan dengan rasa takut, seperti kegembiraan atau cinta, secra bertahap, sampai benar-benar terlepas dari ketakutan.



[1] Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc, Psikologi Komunikasi, h. 62

[2] Nety hartati dkk, Islam dan Psikologi, h. 56

[3] Muhammad Utsman Najati, Ilmu Jiwa Dalam Al-Qur’an, h. 164-184

1 komentar:

  1. Baccarat & Casino - Get an exclusive bonus package with
    Enjoy Baccarat & Casino - Baccarat, Poker, Blackjack & More - Get a great 바카라 몬 gaming bonus with new Baccarat & Casino Games and Slots at

    BalasHapus