Kamis, 25 November 2010

MENDEFINISIKAN WACANA DAN IDEOLOGI


WACANA

Discourse/ wacana diperkenalkan oleh seorang filsuf Prancis bernama Michel Foucault (antoni ,2004). Ismail Marahimin mengartikan wacana sebagai berikut:

“kemampuan untuk maju menurut urut-urutan yang teratur dan semestinya” dan “ komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan teratur” (sobur, 2009)

Jika definisi ini kita jadikan panutan, maka semua tulisan yang logis, teratur dan resmi ini kita sebut dengan wacana.

Sebuah tulisan adalah sebuah wacana. Tetapi semua yang tertulis itu bukan berarti wacana. Seperti contonya adalah teks pidato, tertulis tapi bukan sebagai wacana. Kita mengenal bahwa wacana ada yang tertulis dan tidak tertulis (lisan). Kata-kata itu sejalan dengan pendapat Guntur Tarigan bahwa:

“istilah wacana dipergunakan untuk mencakup bukan hanya percakapan/ obrolan, tetapi juga pembicaraan di muka umum, tulisan, serta upaya-upaya formal seperti laporan ilmiah dan sandiwara/lakon-lakon” (sobur, 2009)

Menurut Samsuri wacana adalah

“ rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi, biasanya terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian yang satu dengan yang lain. Komunikasi dapat menggunakan bahasa lisan dan dapat pula melalui bahasa tulisan” (sobur, 2009)

Pembahasan mengenai wacana di sisi lain adalah membahas tentang bahasa dan tuturan. Makna bahasa di sini berada dalam rangkaian konteks dan situasi, seperti yang dikemukakan oleh Firth :

“language as only meaningful in it’s context of situation”

Ia berpendapat bahwa pembahasan wacana pada dasarnya merupakan pembahasan terhadap hubungan antara konteks. Seperti halnya konteks yang terdapat dalam teks, pembahasan itu memaparkan hubungan antara kalimat yang membentuk wacana. Sederhananya, wacana berarti suatu ide ataupun gagasan yang dipaparkan secara terbuka kepada publik agar timbul pengertian dan pemahaman secara luas.

berbeda dengan Kladen, ia berpendapat bahwa :

“wacana sebagai ucapan dalam mana seorang pembicara menyampaikan sesuatu tentang sesuatu kepada pendengarnya” (Sobur, 2009)

Wacana selalu mengandaikan pembicara/ penulis, apa yang dibicarakan, dan pendengar/ pembaca. Dalam kaitannya pada hal ini, bahasa merupakan sebuah mediasi dalam prosos ini. Wacana itu sendiri seperti kata Tarigan:

“mencakup keempat penggunaan bahasa yaitu ekspresi diri sendiri, eksposisi, sastra, dan persuasi” (sobur, 2009)

Mills, dengan mengacu pada pendapat Foucault, membedakan pengertian wacana sebagai tiga macam (sobur, 2009). Untuk yang pertama dilihat dari level konseptual teoritis. Menurut level ini, wacana sebagai tempat/ ruang umum dari semua pernyataan yaitu semua ujaran/ teks yang mempunyai makna danefek dalam dunia nyata.

Yang berikutnya adalah konteks penggunanaan, yang berarti wacana sebagai sekumpulan pernyataan yang dapat dikelompokkan ke dalam kategori konseptual tertentu. Pemahaman ini menekankan pada upaya untuk mengidentifikasi struktur tertentu dalam wacana, yaitu kelompok ujaran yang diatur dengan suatu cara tertentu.

Untuk yang terakhir adalah mengenai metode penjelasannya. Menurut metode ini, wacana adalah suatu grafik yang diatur untuk menjelaskan berbagai macam pernyataan.

Jadi, saya simpulkan bahwa wacana menjelaskan peristiwa terjadi seperti terbentuknya sebuah kalimat atau pernyataan yang logis dan teratur, wacana juga merupakan suatu proses sosial agar saling memahami satu sama lain untuk seperangkat aturan dalam berkomunikasi.

Dalam komunikasi, istilah wacana biasanya digunakan dalam obrolan (Littlejohn, 2008). Wacana selalu dipahami sebagai bagian dari arus komunikasi yang sedang berlangsung yang memiliki rasa ketertarikan. Contohnya seperti seorang dosen yang sedang meminta mendiskusikan pertanyaan di kelas dan para mahasiswa merespons dengan jawaban, maka ketika itu kita sedang melihat wacana dalam tindakan. Jika diskusinya berjalan dengan baik, maka mahasiswa akan merespons satu sama lain, dan dosenpun ikut serta dalam diskusi tersebut. Kita dapat melihat dalam keseluruhan diskusi itu sebagai wacana, namun selalu timbul pertanyaan bagaimana pesan memperoleh makna dari seluruh konteks percakapan.

Kita dapat mengutip dari Scott Jacobs mengenai tiga hal yang dapat kita pelajari dengan menguji percakapan yang dikenal dengan analisis wacana (Littlejohn, 2008).

Hal pertama yang dapat kita pelajari adalah bagaimana manusia memahami pesan. Jadi informasi apa yang akan kita sampaikan itu dapat ditangkap atau dicerna maksudnya oleh seseorang.

Hal yang kedua adalah bagaimana meminta sesuatu dengan perkataan. Apa pilihan yang kita miliki ketika kita ingin melakukan sesuatu seperti membuat permintaan dan menyalami seseorang? Bagaimana seseorang memutuskan untuk mengatakannya dan bagaimana orang itu dapat mengetahui antara benar dan salah dalam mengubah sesuatu menjadi kata? Dari waktu ke waktu dalam kelompok social, pola interaksi tertentu menjadi sumber dimana kita benar-benar dapat bergantung padanya untuk mengabulkan sebuah tujuan. Orang lain akan memahami apa yang sedang kita lakukan karena berbagi makna dari pola interaksi ini. Contohnya seperti ketika kita sedang sibuk dan banyak pekerjaan, lalu kita meminta teman kita keluar dengan tujuan agar tidak mengganggu pekerjaan kita, mungkin kita akan berkata “ saya akan senang pergi keluar dari pekerjaan yang menumpuk malam ini”. Teman kita tahu bahwa kita sedang “memancing” untuk sebuah undangan, tetapi juga sadar bahwa kita juga mengajaknya “keluar”.

Dan yang ketiga adalah kita dapat memperlihatkan bagaimana membuat pola pembicaraan masuk akal dan logis. Seperti dalam percakapan, contohnya, ada sebuah alur maju dan mundur diantara orang-orang yang sedang bercakap-cakap. Bagaimana mereka mengurai kata untuk menjadi rasional.

Menurut Ellis :

memahami wacana adalah sebuah tindakan pragmatis dimana pelaku komunikasi menggunakan pemaknaan bersama untuk mencapai keterkaitan. Komunikasi berlangsung karena pelaku komunikasi memiliki kesamaan makna. Ellis memisahkan tiga karakter wacana yang memungkinkan terjadinya pemahaman. (Littlejohn, 2008).

Yang pertama adalah kejelasan (intelligibility). Wacana akan dikatakan jelas jika dalam wacana tersebut mengandung bukti yang memungkinkan pelaku komunikasi membuat kesimpulan terhadap maknanya. Suatu contoh ketika seorang ayah bertanya kepada anaknya “ hei nak, yang di lantai itu jaketmu atau bukan?” maka seorang anak akan berpikir bahwa itu adalah sebuah perintah atau permintaan ayahnya untuk mengambil jaket tersebut.

Karakteristik kedua adalah pengaturan (organization). Dalam karakterisitk disini kita membicarakan sesuatu mengenai kualitas wacana, karena wacana yang berkualitas memungkinkan adanya pembicaraan yang rasional.

Yang terakhir adalah verifikasi. Dalam sebuah percakapan, pernyataan seseorang dapat membuktikan atau menegaskan makna pernyataan lainnya. Seperti contoh, ketika anak menjawab “ ya, saya akan mengambilnya”, ia membuktikan perintah yang dikeluarkan oleh ayahnya. Jadi, pelaku percakapan menggunakan asas memberi dan menerima dari percakapan mereka untuk mencapai sebuah persetujuan bersama atas kesimpulan.

IDEOLOGI

Istilah ideology diperkenalkan pertama kali oleh filsuf Prancis Destutt de Tracy untuk menjelaskan ilmu tentang ide, yaitu sebuah disiplin ilmu yang memungkinkan orang untuk mengenali prasangka-prasangka dan bias-bias mereka. Secara cultural, ideology menentukan sekumpulan ide yang dimaksudkan untuk mendahulukan kepentingan-kepentingan kelompok social tertentu, dan seringkali menimbulkan kerugian bagi orang lain, karena ideology dominan ataupun memiliki kecendrungan dengan sesuatu yang negatif. Ideology dapat didefinisikan secara netral, dan sebaliknya dapat didefinisikan secara kritis. Secara netral ideology dipandang sebagai seperangkat ide tanpa konotasi-konotasi politis yang jelas atau terang-terangan. Secara kritis, ideology dipandang sebagai seperangkat ide tempat orang membiasakan dirinya sendiri dan orang lain dalam konteks sosiohistoris yang lebih khusus, dan tempat kemakmuran kelompok-kelompok tertentu dikedepankan. Dalam ideology terkandung makna bahwa ide-ide itu akan terus diperjuangkan melalui berbagai wacana public.

Istilah ideology penting untuk sebagian teori kritis. Sebuah ideology adalah sekumpulan ide-ide yang menyusun sebuah kelompok nyata, sebuah perwakilan dari ssstem atau sebuah makna dari kode yang memerintah bagaimana individu dan kelompok melihat dunia (Littlejohn, 2008). Dalam Marxisme klasik, sebuah ideologi adalah sekumpulan ide-ide keliru yang diabadikan oleh kekuatan politik dominan. Bagi Marxis klasik, ilmu harus digunakan untuk menguak kebenaran supaya mengatasi kesadaran yang salah (false consciousness) tentang ideologi.

Para ahli teori yang lebih terkini cenderung menegaskan bahwa tidak ada ideologi yang dominan satu pun, tetapi kelas dominan tersebut dalam masyarakat disusun oleh mereka sendiri dengan sebuah perjuangan antara beberapa ideologi.

Louis Althusser seorang penganut Marxis asal Prancis mengemukakan bahwa ideologi merupakan kehadiran dari struktur masyarakat itu sendiri dan muncul dari praktik sebenarnya yang dijalankan oleh institusi dalam masyarakat. Seperti hal tersebut, ideologi sebenarnya membentuk kesadaran individu dan menciptakan pemahaman subjektif seseorang terhadap pengalaman (Littlejohn, 2008).

Dalam model organisasi sosial (superstruktur) yang menciptakan ideology ini, yang berpengaruh pada gagasan individu tentang kenyataan. Menurut Althusser, superstruktur ini terdiri atas aparat Negara represif seperti halnya polisi dan militer, dan perangkat negara ideologis seperti pendidikan, agama dan media massa.

Kita hidup dalam sekumpulan kondisi materi nyata, tetapi kita biasanya tidak memahami hubungan kita dengan kondisi sebenarnya, kecuali dengan ideologi.

Begitu besar pengaruh ideology dalam kehidupan kita. Para ilmuwan komunikasi dan ilmuan politik sepaham bahwa masalah ideologi dapat menjadi faktor penghambat berlangsungnya proses komunikasi. Karena beda ideologi, berbeda pula pola pikir individu. Karena ideologi yang terbentuk sudah terpatri dalam pikiran mereka, sehingga sangat sulit sekali menyatukan ideologi antar kelompok satu dengan kelompok yang lainnya. Oleh sebab itu, sangat bisa dimaklumi jika setiap anggota kelompok ideologi akan berorientasi kepada kelompoknya dalam setiap perilaku dan pola pikirnya. Seperti halnya sebuah Negara, maka setiap Negara akan berorientasi kepada Negara yang berideologi sama.

Di dalam sebuah ideologi, kepercayaan dan perasaan sangat penting. Ideologi juga berhubungan dengan hati dan pikiran juga. Kita sering berideologi secara tidak sadar, kita tidak selalu berpikir dengan seksama apa yang kita lakukan. Banyak kegiatan-kegiatan social kita yang bertentangan dengan kepercayaan, perasaan , norma dan ini semua dilakukan atas dasar ketidaksadaran.

Peranan Memori dan Belajar Dalam Komunikasi


A. Pengertian Memori

Dalam komunikasi intrapersonal, memori memegang peranan penting dalam mempengaruhi, baik persepsi maupun berpikir. Menurut Schlessinger dan Groves Memori adalah sistem yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya. Setiap saat stimuli mengenai indera kita, setiap saat pula stimuli itu direkam secara sadar atau tidak sadar.[1]

Secara singkat, memori melewati tiga proses : perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan. Perekaman (disebut encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkit saraf internal. Penyimpanan (storage), proses yang kedua, adalah menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita, dalam bentuk apa, dan di mana. penyimpanan bisa aktif dan pasif. Kita menyimpan secara aktif, bila kita menambahkan informasi tambahan. Kita mengisi informasi yang tidak lengkap dengan kesimpulan kita sendiri. Mungkin secara pasif terjadi tanpa penambahan. Pemanggilan (retrieval), dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi, adalah menggunakan informasi yang disimpan.

B. Jenis-jenis Memori

Kita tidak menyadari pekerjaan memori pada dua tahap yang pertama. Kita hanya mengetahui memori pada tahap ketiga : pemanggilan kembali. Pemanggilan dapat diketahui dengan empat cara :

1. Pengingatan (recall). Pengingatan adalah proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan informasi secara verbatim ( kata demi kata), tanpa petunjuk yang jelas.

2. Pengenalan (Recognition). Agak sukar untuk mengingat kembali sejumlah fakta, lebih mudah mengenalnya kembali.

3. Belajar lagi (Relearninng). Menguasai kembali pelajaran yang sudah pernah kita peroleh termasuk pekerjaan memori.

4. Redintegrasi (Redintegration). Redintegrasi adalah merekonstruksi seluruh masa lalu dari satu petunjuk memori kecil.

C. Mekanisme Memori

Sudah lama orang ingin mengetahui bagaimana cara kerja memori. Secara praktis, orang ingin mencari cara-cara untuk mengefektifkan pekerjaan memori. Bukankah bila memori kita handal, kita dapat menggunakannya sebagai arsip yang murah, praktis, eisien, dan portabel? Tetapi memori kita sering tidak berfungsi, kita sering lupa. Untuk mengetahui pekerjaan memori, kita harus menjawab mengapa orang lupa. Jawabannya menjelaskan mengapa orang ingat. Ada tiga teori yang menjelaskan memori : teori aus, teori interfensi, dan teori pengolahan informasi.

1. Teori Aus ( Disuse Theory)

Menurut teori ini, memori hilang atau memudar karena waktu. Seperti otot, memori kita baru kuat, bila dilatih terus-menerus.

2. Teori Interfensi ( Interference Theory)

Menurut teori ini, memori merupakan meja lilin atau kanvas. Pengalaman adalah lukisan pada meja lilin atau kanvas itu. Katakanlah, pada kanvas itu sudah terlukis hukum relativitas. Segera setelah itu, anda mencoba merekam hukum medan gabungan. Yang kedua akan menyebabkan terhapusnya rekaman yang pertama atau mengaburkannya. Ini disebut interfensi. Misalkan, anda menghafal halaman pertama dalam kamus Inggris-Indonesia. Anda berhasil. Teruskan ke halaman dua. Berhasil juga, tetapi yang diingat pada halaman pertama berkurang. Ini disebut inhibasi retroaktif ( hambatan ke belakang). Beberapa eksperim en menunjukkan bahwa pelajaran yang di hafal sebelum tidur lebih awet dalam ingatan daripada pelajaran yang dihafal sebelum kegiatan-kegiatan lain. Mengapa? Karena dalam tidur tidak terjadi inhibasi retroaktif. Hambatan lainnya adalah hambatan motivasional, walaupun tidak tepat masuk teori interfensi. Psikologi klinik membbuktikan bahwa peristiwa-peristiwa yang “melukai” hati kita cenderung dilupakan. Freud mengasali lupa pada proses represi yang berkaitan dengan cemas atau ketakutan. Amnesia, lupa sebagian atau seluruh memori bisa terjadi karena gangguan fisik atau psikologi, karena kerusakan otak atau neurosis. Sebaliknya, sesuatu yang penting menurut kita, yang menarik perhatian kita, yang memenuhi kebutuhan kita, akan mudah kita ingat. Sekali lagi, ini pengaruh faktor personal dalam memori.

3. Teori Pengolahan Informasi (Information Processing Theory)

Secara singkat, teori ini menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pada sensory storage (gudang inderawi), kemudian masuk short-term memory (STM, memori jangka pendek), lalu dilupakan atau dikoding untuk dimasukkan ke dalam long-term memory (LTM, memori jangka panjang), otak manusia dianalogikan sebagai computer.

Sensory Storage lebih merupakan proses perceptual daripada memori. Ada dua macam memori : memori ikonis untuk materi yang kita peroleh secara visual, dan memori ekosis untuk memori yang masuk secara auditif (melalui pendengaran). Penyimpanan di sini berlangsung cepat, hanya berlangsung sepersepuluh sampai seperm ;pat detik. Sensory Storagelah yang menyebabkan kita melihat rangkaian gambar seperti bergerak, ketika kita menonton film.

D. Penyakit Lupa

Seseorang mengalami lupa jika informasi yang masuk tidak mendapat perlakuan sebagaimana mestinya. Lupa dapat merupakan proses yang masih normal (fisiologis), tapi dapat pula menjadi proses yang abnormal (patologis). Ada beberapa macam bentuk lupa, yakni mudah lupa (forgetfulness), amnesia, dan demensia. Mudah lupa terjadi bilamana informasi yang diterima berhasil melalui proses normal dan akhirnya tersimpan di dalam memori jangka panjang.

Mudah lupa dapat terkait dengan penambahan usia yang sering dihubungkan dengan inefisiensi proses memori, seperti proses berpikir menjadi lamban, kurang menggunakan strategi memori yang baik, kesulitan memusatkan perhatian dan mengabaikan distraktor, membutuhkan waktu lebih lama untuk mempelajari sesuatu yang baru, dan lebih banyak dibutuhkan isyarat untuk mengingat kembali informasi yang telah tersimpan. Mudah lupa akan semakin berat jika menyerang manula dan disebut sebagai age-associated memory impairment (AAMI).

Pada amnesia, informasi hanya sampai di memori jangka pendek. Dengan kata lain, terjadi kegagalan atau kesulitan belajar yang berarti sudah bersifat patologis. Namun, perhatian terhadap informasi yang masuk, mengingat kembali informasi yang sudah lama, fungsi kognisi, bahasa, dan kepribadian masih berjalan dengan normal. Hanya proses penerusan informasi dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang yang gagal sehingga informasi baru tersebut tidak dapat diingat kembali. Sedangkan demensia gangguan yang paling berat. Informasi sama sekali tidak dapat masuk dalam proses memori. Bisa disebabkan oleh berbagai kelainan di otak seperti: gangguan vaskuler (stroke) dan degeneratif (sindrom Alzheimer).

Sama seperti komputer di meja Anda, otak dipersenjatai dengan dua memori dasar: memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Memori jangka pendek bisa dianalogikan dengan RAM (Random-Access Memory). Informasi yang diterima oleh panca indera menunggu dengan singkat di memori kerja ini, semacam play group mental yang kemudian menguapkannya dengan segera. Informasi baru tersimpan setelah terjadi proses perubahan kimia dan listrik pada sel-sel saraf atau neuron. Memori jangka pendek memungkinkan Anda untuk membuat hitungan sederhana di kepala atau mengingat nomor telepon cukup lama, meski begitu selesai menelepon Anda mungkin sudah lupa.

Sedangkan memori jangka panjang bertindak sebagai hard drive, secara fisik menyimpan pengalaman yang telah lewat di daerah otak yang disebut cerebral cortex (kulit luar otak). Cortex merupakan rumah bagi belukar 100 miliar neuron yang tampangnya mirip tumbuhan merambat. Komunikasi antarsel terjadi lewat pancaran impuls-impuls kimia dan listrik. Setiap kita merasakan sesuatu – pandangan, suara, ide – impuls unik dari sebagian sel-sel saraf tersebut langsung aktif. Ada yang lalu tidak kembali ke bentuk asalnya, karena mereka memperkuat koneksi satu dengan lainnya.

Menurut Dr. Murray Grossman (45), ahli saraf dari Pusat Medis Universitas Pennsylvania, AS, bila ditelusuri lebih teliti berdasarkan jangka waktu keawetannya, ada lima jenis memori. Masing-masing: Semantik, Implisit, Remote, Working, dan Episodik. Semantik merupakan memori tentang makna simbol dan kata. Dengan memori ini kita bisa membedakan anjing dengan kucing.

Memori Implisit biasanya menyangkut kecakapan tertentu, seperti bersepeda, berenang. Memori Remote merupakan gudang data, umumnya melemah sejalan dengan bertambahnya usia. Sedangkan Memori Working adalah memori jangka pendek, yang kita andalkan saat melakukan kegiatan sehari-hari, seperti mengingat bagian kalimat pertama saat lawan bicara kita sedang mengucapkan bagian kalimat kedua, sehingga kita dapat memahami apa yang ia maksud.

Terakhir, Memori Episodik ialah memori yang menyangkut pengalaman yang belum lama terjadi. Apa nama film yang ditonton minggu lalu, apa nama restoran yang dipesan untuk berkencan Sabtu mendatang, di mana Anda letakkan kacamata barusan, dst. Memori Episodik juga mundur dengan bertambahnya usia.

E. Konsep Belajar Menurut Al-Qur’an

Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Belajar tidak hanya melibatkan penguasaan suatu kemampuan atau masalah akademik baru, tetapi juga perkembangan emosi, dan perkembangan kepribadian.

Kata belajar dalam pengertian kata sifat “mempelajari” berarti memperoleh pengetahuan melalui pengalaman dan mempersepsikan secara langsung dengan indera. Ada empat jenis belajar, yaitu : [2]

a. Habituasi. Yang dimaksud dengan habituasi adalah belajar untuk mengabaikan stimulus yang menjadi familiar dan tidak memiliki konsekuensi serius. Contohnya, mengabaikan bunyi detak jam baru.

b. Pengkondisian. Maksudnya adalah belajar melalui suatu peristiwa yang terjadi setelah peristiwa lain. Contohnya, bayi belajar melihat payudara ibunya, lalu menetek dan diikuti rasa susu ibu.

c. Pengkondisian operant. Maksudnya adalah bahwa orang belajar melalui suatu respond an akan diikuti oleh urutan tertentu. Contoh, anak kecil yang memukul saudaranya akan diikuti oleh larangan dari orang tuanya.

d. Belajar kompleks. Dalam belajar kompleks melibatkan sesuatu selain pembentukan asosiasi. Contohnya, menerapkan suatu strategi saat memecahkan masalah.

Allah membekali manusia dengan potensi fitrah untuk belajar dan mencari ilmu pengetahuan, kemahiran, serta pekerjaan yang dapat menambah potensinya dalam mengemban tanggung jawab di muka bumi.

1. Pembelajaran tentang bahasa

Kemampuan mempelajari bahasa merupakan nikmat istimewa yang diberikan Allah kepada manusia, sekaligus poin yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya, karena bahasa adalah media komunikasi dalam memahami sesuatu, yang dapat mengantarkannya meraih ilmu pengetahuan.

Ketika seorang anak mulai mempelajari bahasa sebagai alat berkomunikasi, ia akan mulai memahami berbagai hal dengan muah, sehingga kemampuan berpikirnya menjadi bertambah.

2. Metode pembelajaran dalam al-Qur’an

a. Metode tradisi

Pada fase awal kehidupan, manusia banyak belajar tentang perilaku dan kebiasaan melalui tradisi kedua orang tua dan saudara-saudaranya. Jika seorang manusia cenderung pada suatu tradisi dan banyak mempelajari perilaku dari kedua orang tuanya, maka teladan yang baik memiliki peranan besar dalam pendidikan dan pengajaran.

b. Metode pengalaman (praktis)

Seorang manusia pasti mengalami berbagai realita baru yang menuntut adanya solusi. Al-Qur’an dalam banyak hal ayat menganjurkan untuk melakukan perjalanan di muka bumi serta menganalisis dan berfikir tentang ayat-ayat Tuhan yang berkaitan dengan alam.

c. Metode pemikiran

Ketika seorang manusia sedang berfikir untuk menyelesaikan suatu masalah, sesungguhnya di alam batinnya muncul berbagai solusi, sehingga ia harus memilih solusi yang terbaik. Dengan berfikir, manusia belajar untuk menemukan solusi-solusi baru bagi permasalahannya. Ia menyingkap keterkaitan beberapa peristiwa lalu membuat landasan serta teori baru yang dapat menghasilkan solusi terbaik. Oleh karena itu, para ahli psikolog modern memandang proses berfikir sebagai proses pembelajaran tertinggi.

3. Prinsip-Prinsip Belajar dalam Al-Qur’an

Proses pembelajaran dapat terlaksana dan berhasil bila tersedia prinsip-prinsip dasar tertentu. Pentingnya prinsip-prinsip dasar yang digunakan oleh Al-Qur’an dalam mendidik jiwa kaum mukmin baru tersingkap, oleh para ahli, pada akhir abad ke-20. Kita akan mendeskripsikan prinsip-prinsip belajar dalam Al-Qur’an.[3]

a. Motivasi

Motivasi (factor pendorong) sangat dibutuhkan dalam proses belajar. Apabila motivasi untuk mendapatkan sesuatu sangat kuat dan kondisi yang ada sangat memungkinkan, maka seseorang pasti akan berusaha keras untuk mencapai tujuan tersebut. Berikut ini ada beberapa cara memotivasi belajar

1. Menstimuli motivasi dengan janji dan ancaman

2. Menstimuli motivasi dengan kisah-kisah

3. Menstimuli motivasi dengan peristiwa-peristiwa penting

b. Pengulangan

Pengulangan pemaparan pandangan atau pemikiran tertentu terhadap manusia biasanya dapat menanamkan pandangan dan pemikiran tersebut di dalam hati manusia.

c. Perhatian

Kisah-kisah merupakan salah satu media untuk membangkitkan perhatian pembaca terhadap nasihat, saran, dan dakwah yang terkandung di dalamnya. Unsur perhatian sangat penting dalam proses pembelajaran. Mendengarkan secara seksama mengindikasikan perhatian terhadap seseorang yang sedang berbicara, guna memahami isi penbicaraannya.

d. Berperan aktif

Mempelajari ketrampilan barang-barang yang bergerak telah menuntut seorang pendidik untuk mempraktekkan sendiri ketrampilan ini dan berlatih serius sampai ia memahaminya dengan baik. Praktek bukan hanya penting dalam mempelajari barang-barang yang bergerak, namun juga penting dalam mempelajari ilmu-ilmu yang bersifat teoritis. Dalam mempelajari perilaku yang baik, keutamaan-keutamaan, nilai-nilai, serta etika social, peran serta individu yang memiliki keinginan belajar dapat mempercepat proses pembelajaran dan penguasaan materi.

Beberapa eksperimen membuktikan bahwa individu-individu yang selalu membaca (melafalkan) sebagian huruf atau kata-kata percakapan lebih cepat menghafal daripada individu-individu yang hanya mendengarkan huruf-huruf dan kata-kata tersebut. Ini membuktikan tentang pentingnya peran aktif dalam proses belajar.

e. Alokasi Waktu

Beberapa eksperimen yang dilakukan oleh para ahli psikolog modern membuktikan bahwa alokasi waktu dalam belajar yang diselingi oleh waktu istirahat dapat membantu proses penerimaan materi dan penanamannya dalam ingatan.

Proses pembelajaran yang menggunakan metode alokasi waktu akan lebih baik daripada proses pembelajaran yang menggunakan metode terfokus (metode belajar yang tidak diselingi istirahat).

f. Bertahap dalam merubah perilaku

Melepaskan diri dari kebiasaan buruk yang telah mengakar bukanlah hal yang mudah, karena membutuhkan keinginan kuat, upaya yang serius, dan latihan yang lama. Metode yang terbaik untuk melepaskan diri ari ketakutan yaitu metode yang mendatangkan emosi yang berlawanan dengan rasa takut, seperti kegembiraan atau cinta, secra bertahap, sampai benar-benar terlepas dari ketakutan.



[1] Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc, Psikologi Komunikasi, h. 62

[2] Nety hartati dkk, Islam dan Psikologi, h. 56

[3] Muhammad Utsman Najati, Ilmu Jiwa Dalam Al-Qur’an, h. 164-184

Rabu, 17 November 2010

Ini Semua Tentang Dia :)

sebenarnya aku gak tau apa yang harus aku tulis, tapi hari ini aku benar-benar ingin menulis, mencurahkan perasaan yang terpendam karena tidak mampu untuk mengungkapkan isi hatiku kepadanya. berbagai macam pertanyaan, pernyataan, dugaan, dan ketidakpastian selalu terngiang di dalam pikiranku. aku tak mengerti dan memang aku tidak berusaha untuk mengerti, karena bagiku memikirkan hal yang seperti ini sangatlah menghabiskan tenaga dan waktu. tapi kini aku terus berpikir dan menghabiskan waktu hanya demi mengetahui isi hatinya. bodoh memang, tapi itulah cinta. aku tak begitu tahu mengenai cinta. tapi aku sedang merasakannya. berbagi cerita, tawa, canda dan sedih salalu aku lakukan dengannya. tapi apakah hanya cukup dengan itu untuk mengetahui cinta??? aku yang kini sedang dilanda kebingungan terus mencari tanpa mempedulikan hal lain, aseeeeekk!!!
sebenernya tulisan di atas bukan gw bangettt!!!
hahahhaha

inilah tulisan gw sebenarnya.
gw lagi bingung sama dia, kenapa??? karena gw itu butuh kepastian. dia selalu bikin gw berharap. kata-katanya, perhatiannya, pokonya semuanya deeeehhhh bikin gw bingung. antara terus menjalani hubungan atau cukup sampai disini. gw gakmauuu berlarut-larut dalam ketidakpastian (aseeekk) hahhaa.
intinya gw butuh kepastian dari lo wahai laki-laki yang kusayangi.. :D
tapi gw juga gaktauu yah kalo dia tuh sebenernya ada feel atau enggak sama gw???
gw maoo curhat ke temen deketnya tapiiiii gengsiiiii booooooooooo..
beda kampus menyebabkan kita tidak saling mengetahui kegiatan satu sama laiinn. ini yg membuat gw dan dia rada jauuuuuhhh....
hadeeeeeeeeeeeeeeehhhh, sebenernya dia tauu gak siiii kalo gw tuh sayang sama diaaa???
dari kelas 1 SMA gw kenal sama dia sampe sekarang tuuuhh gw rasa cukup untuk kita saling kenallll.. tapiiiiiiiiiiiiii???? entahlaaahh.
gw gaktauuu yah sikap dia berubah atau enggak. gw rasa berubah sedikit...tapi apa yg membuat dia berubah??? apa dia juga udah mulai boseennnnnn sama gw??? oh my God!!
hahha lebih.com
but what should i do????
i just stay here without do anything??
am i stupid???

gw udah pernah mancing dia buat jalan, tapi ternyata dia sibuuuukk. dan alhasil gatooott.
aaaaaaaaaakkhhh.. pokonya bingung euy sama dia.
gak ngerti jalan pikirannya.
gw jadii inget sama pepatah yang berbunyi " cintailah kehidupan, maka kehidupan akan mencintai anda, cintailah seseorang maka seseorang akan mencintai anda" kayanya gw udah nyoba tuh jurus tapiiii ko belum ada hasilnya yah??

gw juga selalu berdoa kepada Tuhan biar gw selalu ditunjukin ke jalan yg benar, bisa mencintai seseorang yang tepat buat gw, yaaa pastinya gw berdoa supaya laki-laki yg gw sayang itu sadar bahwa ada bidadari cantik yang sedang menunggunya. hahhahahahahahhaha, terlalu berlebihan memang. tapiiiiii yaaaa begitulah adanya.
mungkin doa gw ini belum dijawab sama Tuhan..tapi gw selalu yakin Tuhan gak pernah mengingkari janji-Nya.

ada juga pepatah yang mengatakan " cinta sejati adalah ketika dia mencintai orang lain dan kamu masih mampu tersenyum kemudian mengatakan aku turut bahagia untukmu"
tapiiiiiiiiiiiiii itu semua kayanya gak berlaku buat gw. hahahahhaa


mungkin segini dulu curhat gw....
gw berharap "dia" baca tulisan gw ini.
hhahahahaha ngarep.com